Mengingat
kembali mengenai sejarah kerajaan di kawasan Jawa sebelah barat, tentu tidak
akan pernah lepas ingatan kita dari Sejarah Perang Bubat yang nyaris selalu
tampil dengan kontroversinya. Ingatan mengenai perang tersebut nampaknya banyak
melenakan generasi muda dan membuat sejarah menjadi ingatan kelam.
Padahal, ada
sebuah kerajaan di wilayah Jawa Barat (sekarang) yang memiliki andil besar
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya botani hingga sekarang.
Sebut
saja Kerajaan Sunda Galuh/Pajajaran di wilayah Bogor (sekarang) yang pada saat
itu berada pada kepemimpinan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi
(1474-1513). Masa pemerintahan Prabu Siliwangi, tertera jelas pada Prasasti
Batutulis yang berada di kawasan Batutulis, Bogor sebagai masa pemerintahan yang
berperan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan .
Sebelum
menjelaskan lebih lanjut saya akan bertanya…
Adakah
dari pembaca yang tidak mengetahui tentang Kebun Raya Bogor?
Meskipun
belum pernah berkunjung secara langsung, saya pikir mayoritas orang Indonesia
tentu tahu mengenai lokasi tersebut.
Kebun
Raya Bogor yang kita kenal sekarang ini, ternyata sudah tercantum keberadaannya
pada prasasti Batutulis peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran pada tahun 1533
Masehi.
Sebagaimana
yang akan saya cantumkan mengenai salah satu isi dari prasasti tersebut adalah
tentang pembuatan undakan untuk hutan samida atau hutan buatan, yang
diperuntukan sebagai keperluan menjaga kelestarian lingkungan serta memelihara
benih kayu langka.
Keberadaan
Hutan Samida di wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran ternyata tidak terusik meski
kekuasaan di daerah tersebut telah berpindah tangan pada Kesultanan Banten. Bahkan,
keberadaan hutan buatan tersebut terus dimanaatkan dan dijaga oleh pemerintah
Hindia Belanda, tidak terkecuali Gubernur Jenderal Van Der Capellen di
pertengahan abad ke 18 dan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles
(1811-1816) yang sempat berada di Hindia Belanda ini beberapa saat.
Dari
situlah keberadaan Kebun Raya Bogor akhirnya diresmikan penggunaannya untuk
menunjang penelitian mengenai botani.
Sekarang
ini, lokasi Kebun Raya Bogor banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat
rekreasi keluarga yang murah meriah. Dengan hanya membayar kurang dari
20.000/orang, pengunjung Kebun Raya Bogor disuguhi pemandaan sejuk yang luar
biasa merelaksasi pikiran. Tidak hanya untuk rekreasi, Kebun Raya Bogor juga
dapat menjadi sarana pembelajaran anak-anak usia sekolah. Terdapat rumah
anggrek yang cukup luas, tanaman-tanaman yang diberi papan penunjuk nama,
hingga tugu petilasan Bung Karno.
Sesekali,
bolehlah berwisata sambil belajar di salah satu ikon wisata kota hujan ini. Tapi
tentunya, jika merencanakan wisata pada musim penghujan, selalu sediakan payung
agar kegiatan berwisata menjadi lebih nyaman.
No comments:
Post a Comment