Sunday, October 8, 2017

Dari Prabu Siliwangi hingga Pak Jokowi (Kebun Raya Bogor)

Mengingat kembali mengenai sejarah kerajaan di kawasan Jawa sebelah barat, tentu tidak akan pernah lepas ingatan kita dari Sejarah Perang Bubat yang nyaris selalu tampil dengan kontroversinya. Ingatan mengenai perang tersebut nampaknya banyak melenakan generasi muda dan membuat sejarah menjadi ingatan kelam. 
Padahal, ada sebuah kerajaan di wilayah Jawa Barat (sekarang) yang memiliki andil besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya botani hingga sekarang.
Sebut saja Kerajaan Sunda Galuh/Pajajaran di wilayah Bogor (sekarang) yang pada saat itu berada pada kepemimpinan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (1474-1513). Masa pemerintahan Prabu Siliwangi, tertera jelas pada Prasasti Batutulis yang berada di kawasan Batutulis, Bogor sebagai masa pemerintahan yang berperan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan .

Sebelum menjelaskan lebih lanjut saya akan bertanya…

Adakah dari pembaca yang tidak mengetahui tentang Kebun Raya Bogor?

Meskipun belum pernah berkunjung secara langsung, saya pikir mayoritas orang Indonesia tentu tahu mengenai lokasi tersebut.

Kebun Raya Bogor yang kita kenal sekarang ini, ternyata sudah tercantum keberadaannya pada prasasti Batutulis peninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran pada tahun 1533 Masehi.
Sebagaimana yang akan saya cantumkan mengenai salah satu isi dari prasasti tersebut adalah tentang pembuatan undakan untuk hutan samida atau hutan buatan, yang diperuntukan sebagai keperluan menjaga kelestarian lingkungan serta memelihara benih kayu langka.
Keberadaan Hutan Samida di wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran ternyata tidak terusik meski kekuasaan di daerah tersebut telah berpindah tangan pada Kesultanan Banten. Bahkan, keberadaan hutan buatan tersebut terus dimanaatkan dan dijaga oleh pemerintah Hindia Belanda, tidak terkecuali Gubernur Jenderal Van Der Capellen di pertengahan abad ke 18 dan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816) yang sempat berada di Hindia Belanda ini beberapa saat.
Dari situlah keberadaan Kebun Raya Bogor akhirnya diresmikan penggunaannya untuk menunjang penelitian mengenai botani.
Sekarang ini, lokasi Kebun Raya Bogor banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat rekreasi keluarga yang murah meriah. Dengan hanya membayar kurang dari 20.000/orang, pengunjung Kebun Raya Bogor disuguhi pemandaan sejuk yang luar biasa merelaksasi pikiran. Tidak hanya untuk rekreasi, Kebun Raya Bogor juga dapat menjadi sarana pembelajaran anak-anak usia sekolah. Terdapat rumah anggrek yang cukup luas, tanaman-tanaman yang diberi papan penunjuk nama, hingga tugu petilasan Bung Karno.


Sesekali, bolehlah berwisata sambil belajar di salah satu ikon wisata kota hujan ini. Tapi tentunya, jika merencanakan wisata pada musim penghujan, selalu sediakan payung agar kegiatan berwisata menjadi lebih nyaman.

No comments:

Post a Comment