Sunday, October 8, 2017

Jalan-jalan ke Kediaman Pangeran (Ndalem Suryohamijayan)

Salah satu hal yang sangat saya sukai dari sejarah adalah saya selalu bisa bebas berimajinasi. Imajinasi yang bukan melulu tentang hal-hal aneh, tapi imajinasi yang menurut saya lebih bermanfaat. Seperti membayangkan mengenai lokasi-lokasi bersejarah.

Kembali ingin mengingat pertengahan 2016 yang lalu, saya dan teman-teman pernah  mengunjungi Kota Surakarta untuk mencari tempat bersejarah yang bisa mendukung mata kuliah konservasi kesejarahan kami.

Bercerita sedikit mengenai mata kuliah konservasi yang menghabiskan banyak uang, tenaga, dan pikiran kami. Proses pencarian lokasi membuat kami mengunjungi beberapa kota di sekitaran Jawa Tengah. Sebut saja Kudus, Surakarta, Semarang, Magelang, hingga akhirnya berujung pada Kendal. Mata kuliah paling menarik sepanjang masa perkuliahan saya. Sebab, kami harus mencari hal-hal yang sekiranya layak untuk dikonservasi keberadaannya dan termasuk dalam golongan Cagar Budaya.

Pencarian kami selama beberapa bulan sempat singgah pada “Ndalem Suryohamijayan” atau salah satu rumah pangeran di kawasan Kraton Surakarta. Tidak jauh berbeda dengan Ndalem pangeran yang lainnya. Rumah ini dibangun pada tahun 1919 berdasarkan arsitektur Jawa yang terdiri dari kuncungan, pendopo, pringgitan, ndalem, dan gadok. Bayangan mengenai kemegahan zaman Kraton masih seperti dahulu terasa lekat pada kemisteriusan bangunan ini.

Kalau saya boleh hiperbola, maka bangunan “rumah” ini lebih layak disebut satu kompleks perkampungan sendiri. Bahkan, pada saat itu saya dapat menemukan kebun di dalam rumah (atau ini karena rumah tersebut sudah terbengkalai beberapa lama). Menarik, misterius, sekaligus sangat megah. Kesan yang datang sekaligus terasa pada diri saya saat memasuki Ndalem Suryohamijayan.
Penjaga Ndalem Suryohamijayan pun menjelaskan bahwa di latar depan seringkali digunakan sebagai tempat melaksakan pentas tari, hingga sekarang pun satu set gamelan masih tertata rapi. Beliau juga bercerita mengenai kehidupan Pangeran Suryohamidjojo dan keluarga pada masa lalu. Ketika orang-orang harus laku dhodhok atau jalan jongkok jika ingin menuju dalam rumah.

Ndalem Suryohamijayan juga dilengkapi dengan kandang kuda yang mewah, lapangan tenis, serta  lapangan panahan. Fakta yang lebih membanggakan mengenai Ndalem Suryohamijayan adalah penggunaannya sebagai lokasi penyelenggaraan cabang olahraga tenis pada PON I. Bahkan karena ketertarikannya yang besar dan juga pengaruhnya, Pangeran Suryohamidjojo juga diangkat sebagai Ketua PON I tahun 1948 yang berlokasi di Surakarta.
Sayangnya, Ndalem Suryohamijayan sekarang ini lebih terasa seperti rumah hantu ketimbang rumah pangeran yang sempat digunakan sebagai lokasi PON I.

Kami juga mendapat beberapa cerita misteri di Ndalem Suryohamijayan dari keluarga penjaga rumah.
Beberapa ruangan di Ndalem Suryohamijayan juga masih digunakan untuk tinggal, meskipun lokasinya sangat seadanya.
“keren ya, di dalam rumah ada kebun!” 



No comments:

Post a Comment