Tiba-tiba ingin menulis. Tanpa ide, hanya
sebuah keinginan yang sangat pekat.
Aku memang tlah lama tahu bagaimana perasaan
penulis, ketika mulut bahkan tak sanggup mencurahkan segala ide yang mengambang
di otak, ketika rasa sesak yang mendesak seolah ingin sekali membanjiri file document
pada Microsoft word.
Aku merasa menjadi seorang yang tidak
konsisten. Ketika punya ide malah malas menulis, ketika punya kesempatan malah
tidak ingin menulis, dan ketika sedang ingin menulis tidak ada ide yang
menghampiri. Jadi hari ini Jumat, 23 Januari 2015 aku memutuskan asal menulis.
Semacam pelampiasan segala rasa. Bosan, jenuh, senang, marah, dan ingin segera
2016.
Iya….
Aku ingin segera menuju 2016, meskipun tahun
lalu, 2014 ku akhiri dengan cukup manis. Tapi awal tahun ini aku memulai nya
dengan kurang baik. Tahun lalu berakhir dengan kisah-kisah manis perjalanan ku.
Tebak saja, sudah berapa kota aku kunjungi dalam kurun waktu 2 bulan. Mungkin
ada diantara pembaca yang adalah seorang petualang menganggap
perjalanan-perjalanan ku adalah hal remeh. Tapi tidak begitu dengan aku, aku
masih ingat rasanya menjadi seorang remaja biasa yang sangat ingin bermain
tetapi tidak ada kesempatan. Akhir tahun lalu aku merasakan berjam-jam duduk di
atas motor. Menjelajahi kota-kota yang mungkin tidak asing tapi terasa baru. Perjalanan
pertama adalah Magelang. Bukan sebuah perjalanan yang terjadwal, maaf tapi aku
bukan orang yang bisa mudah setia dengan jadwal. Cerita nya sedikit
menggelikan. Berawal dari iseng saja aku mengajak teman ku untuk main ke
Salatiga selepas kuliah, kuberi tahu, punya teman yang sealiran itu sungguh
menyenangkan. Dia menyetujui ajakan ku. Semarang Salatiga bukanlah jarak yang
terlampau jauh, kurang lebih satu jam kami sudah melewati gerbang selamat datang
kota Salatiga. Setelah itu kami bingung mau kemana, hanya hati dan jalan yang
menunjukkan kemana kami pergi. Lagi lagi tidak ada rencana serta jadwal.
Semakin lurus memasuki kota Salatiga semakin bingung kami akan kemana. Sempat
terlintas rencana pergi ke Boyolali, tapi mau apa juga kesana. Melewati sebuah
lampu merah aku sempatkan menengok ke kanan, ada warung bakso yang terasa tidak
asing dalam kenangan. Ku ajak teman seperjalanan mencicipi bakso disana,
daripada tidak jelas mau kemana. Semangkuk bakso dengan kuah panas menemani
kami menikmati gerimis kota Salatiga. Beberapa tujuan sudah tersaji di depan
mata. Antara akan lurus ke Boyolali, pergi ke Taman Pancasila, atau ke kedai
durian yang tadi sempat kami incar di pinggir jalan. Boleh ditebak kami
kemana.. Tapi tujuan kami selanjutnya bukanlah ketiga tempat tersebut. Otak
tiba-tiba mengajak kami menuju tempat yang lebih jauh yaitu Kota Magelang.
Melewati Kopeng dan kemudian Magelang membuat kami merasa sangat bodoh.
Bagaimana bisa acara iseng-iseng ke Salatiga membawa kami hingga Magelang.
Tanyalah kami, mau apa di Magelang…. Blank. Kosong. Tidak tahu juga ingin apa,
yang jelas kami masuk ke sebuah mall bernama Artos lalu kemudian makan kupat
tahu di jalan blabak. Lalu pulang ke Semarang. Sesederhana itu perjalanan kami.
Lucu, aneh, tidak jelas, tetapi menarik untuk diingat. Menjadi salah satu momen
indah di akhir 2014. Sementara 2015, belum memberikan janji yang mendukung
untuk ku. Malah awalnya saja sudah menyakiti. Semacam ada bom waktu yang
meledak. Yang tertahan sejak tahun lalu. Menunggu saat nya. Menyakiti sekali
lagi perasaan yang sudah mati rasa.
Maaf tulisan ini terlalu mengalir pada aliran
yang tidak jelas. Kini aku sudah kehilangan ide ku untuk menuliskan kisah
perjalanan selama akhir tahun kemarin, sekarang yang terasa aku tengah
menikmati pelampiasan rasa sakit. Dunia dalam tulisan ku bisa ku ubah sendiri,
tidak seperti kamu. Iya kamu yang membuatku seolah tak berbeda dengan
layangan. Mungkin aku terlalu banyak mengartikan lebih, oh maaf pembaca
tampaknya kalian tahu arah tulisan ini kemana. Maaf karena hati ini sedang
perih dan membutuhkan pelampiasan, hingga mengurangi waktu produktif kalian.
No comments:
Post a Comment