Friday, January 23, 2015

Penulis Tanpa Inspirasi

Tiba-tiba ingin menulis. Tanpa ide, hanya sebuah keinginan yang sangat pekat.
Aku memang tlah lama tahu bagaimana perasaan penulis, ketika mulut bahkan tak sanggup mencurahkan segala ide yang mengambang di otak, ketika rasa sesak yang mendesak seolah ingin sekali membanjiri file document pada Microsoft word.
Aku merasa menjadi seorang yang tidak konsisten. Ketika punya ide malah malas menulis, ketika punya kesempatan malah tidak ingin menulis, dan ketika sedang ingin menulis tidak ada ide yang menghampiri. Jadi hari ini Jumat, 23 Januari 2015 aku memutuskan asal menulis. Semacam pelampiasan segala rasa. Bosan, jenuh, senang, marah, dan ingin segera 2016.
Iya….
Aku ingin segera menuju 2016, meskipun tahun lalu, 2014 ku akhiri dengan cukup manis. Tapi awal tahun ini aku memulai nya dengan kurang baik. Tahun lalu berakhir dengan kisah-kisah manis perjalanan ku. Tebak saja, sudah berapa kota aku kunjungi dalam kurun waktu 2 bulan. Mungkin ada diantara pembaca yang adalah seorang petualang menganggap perjalanan-perjalanan ku adalah hal remeh. Tapi tidak begitu dengan aku, aku masih ingat rasanya menjadi seorang remaja biasa yang sangat ingin bermain tetapi tidak ada kesempatan. Akhir tahun lalu aku merasakan berjam-jam duduk di atas motor. Menjelajahi kota-kota yang mungkin tidak asing tapi terasa baru. Perjalanan pertama adalah Magelang. Bukan sebuah perjalanan yang terjadwal, maaf tapi aku bukan orang yang bisa mudah setia dengan jadwal. Cerita nya sedikit menggelikan. Berawal dari iseng saja aku mengajak teman ku untuk main ke Salatiga selepas kuliah, kuberi tahu, punya teman yang sealiran itu sungguh menyenangkan. Dia menyetujui ajakan ku. Semarang Salatiga bukanlah jarak yang terlampau jauh, kurang lebih satu jam kami sudah melewati gerbang selamat datang kota Salatiga. Setelah itu kami bingung mau kemana, hanya hati dan jalan yang menunjukkan kemana kami pergi. Lagi lagi tidak ada rencana serta jadwal. Semakin lurus memasuki kota Salatiga semakin bingung kami akan kemana. Sempat terlintas rencana pergi ke Boyolali, tapi mau apa juga kesana. Melewati sebuah lampu merah aku sempatkan menengok ke kanan, ada warung bakso yang terasa tidak asing dalam kenangan. Ku ajak teman seperjalanan mencicipi bakso disana, daripada tidak jelas mau kemana. Semangkuk bakso dengan kuah panas menemani kami menikmati gerimis kota Salatiga. Beberapa tujuan sudah tersaji di depan mata. Antara akan lurus ke Boyolali, pergi ke Taman Pancasila, atau ke kedai durian yang tadi sempat kami incar di pinggir jalan. Boleh ditebak kami kemana.. Tapi tujuan kami selanjutnya bukanlah ketiga tempat tersebut. Otak tiba-tiba mengajak kami menuju tempat yang lebih jauh yaitu Kota Magelang. Melewati Kopeng dan kemudian Magelang membuat kami merasa sangat bodoh. Bagaimana bisa acara iseng-iseng ke Salatiga membawa kami hingga Magelang. Tanyalah kami, mau apa di Magelang…. Blank. Kosong. Tidak tahu juga ingin apa, yang jelas kami masuk ke sebuah mall bernama Artos lalu kemudian makan kupat tahu di jalan blabak. Lalu pulang ke Semarang. Sesederhana itu perjalanan kami. Lucu, aneh, tidak jelas, tetapi menarik untuk diingat. Menjadi salah satu momen indah di akhir 2014. Sementara 2015, belum memberikan janji yang mendukung untuk ku. Malah awalnya saja sudah menyakiti. Semacam ada bom waktu yang meledak. Yang tertahan sejak tahun lalu. Menunggu saat nya. Menyakiti sekali lagi perasaan yang sudah mati rasa.

Maaf tulisan ini terlalu mengalir pada aliran yang tidak jelas. Kini aku sudah kehilangan ide ku untuk menuliskan kisah perjalanan selama akhir tahun kemarin, sekarang yang terasa aku tengah menikmati pelampiasan rasa sakit. Dunia dalam tulisan ku bisa ku ubah sendiri, tidak seperti kamu. Iya kamu yang membuatku seolah tak berbeda dengan layangan. Mungkin aku terlalu banyak mengartikan lebih, oh maaf pembaca tampaknya kalian tahu arah tulisan ini kemana. Maaf karena hati ini sedang perih dan membutuhkan pelampiasan, hingga mengurangi waktu produktif kalian. 

No comments:

Post a Comment